BerdasarkanData dari (5)poster silsilah Rabitah Azmatkhan yang disusun dari berbagai sumber, ternyata Lembu Suro adalah Ayah mertua dari Haryo Tejo (kakek Sunan Kalijaga) dari istri lain beliau. Jadi Haryo Tejo tercatat memiliki 2 istri yakni : 1. Putri Bupati Tuban (binti Haryo Dikoro)
BANJARMASIN - Nama Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau dikenal sebagai Datu Kelampayan menempati hati masyarakat Kalimantan dan Indoensia sebagai ulama besar dan pengembang ilmu pengetahuan dan agama. Belum ada tokoh yang mengalahkan kepopulerannya. Karya-karyanya hinga kini tetap dibaca orang di masjid dan disebut-sebut sebagai kitabnya Sabilal Muhtadin diabadikan untuk nama Masjid Agung Banjarmasin. Nama kitabnya yang lain Tuhfatur Raghibin juga diabadikan untuk sebuah masjid yang tak jauh dari makan Syaikh Arsyad. Tak hanya itu, hampir seluruh ulama di Banjarmasin masih memiliki tautan dengannya. Baik sebagai keturunan atau muridnya. Sebut saja nama almarhum KH Zaini Abdul Ghani, yang dikenal dengan nama Guru Sekumpul itu adalah keturunan Syekh Muhammad Arsyad. Hampir semua ulama di Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Malaysia, pernah menimba ilmu dari syaikh atau dari murid-murid yang memiliki nama lengkap Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah Abu Bakar Al-Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah Syaikh bin Sayid Abdullah Al-’Aidrus bin Sayid Abu Bakar As-Sakran bin Saiyid Abdur Rahman As-Saqaf bin Sayid Muhammad Maula Dawilah Al-’Aidrus. Silsilahnya kemudian sampai pada Sayidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah. Dengan demikian Syaikh Arsyad masih memiliki darah keturunan tercatat sebagai pemimpin peperangan melawan Portugis, kemudian ikut melawan Belanda lalu melarikan diri bersama isterinya ke Lok Gabang Martapura. Dalam riwayat lain menyebut bahwa apakah Sayid Abu Bakar As-Sakran atau Sayid Abu Bakar bin Sayid `Abdullah Al-’Aidrus yang dikatakan berasal dari Palembang itu kemudian pindah ke Johor, dan lalu pindah ke Brunei Darussalam, Sabah, dan Kepulauan Sulu, yang kemudian memiliki keturunan kalangan sultan di daerah itu. Yang jelas, para sultan itu masih memiliki tali temali hubungan dengan Syekh Muhammad Arsyad yang berinduk ke Hadramaut, Yaman. Bapaknya Abdullah merupakan seorang pemuda yang dikasihi sultan Sultan Hamidullah atau Tahmidullah bin Sultan Tahlilullah 1700-1734 M.Bapaknya bukan asal orang Banjar, tetapi datang dari India mengembara untuk menyebarkan Dakwah, ia seorang ahli seni ukiran kayu. Semasa ibunya hamil, kedua ibu bapaknya sering berdoa agar dapat melahirkan anak yang alim dan zuhud. Setelah lahir, orangtuanya mendidik dengan penuh kasih sayang setelah mendapat anak sulung yang dinanti-nanti ini. Beliau dididik dengan dendangan Asmaul-Husna, disamping berdoa kepada Allah. Setelah itu diberikan pendidikan Alquran kepadanya. Kemudian barulah menyusul kelahiran adik-adiknya yaitu; Abidin, Zainal abidin, Nurmein, Nurul Muhammad Arsyad lahir di Banjarmasin pada hari Kamis dinihari, pukul waktu sahur, 15 Safar 1122 H atau 17 Maret 1710 M.
Ulunsemalam ada merekam Manakib Maulana Syekh Muhammad Al-Banjary yang di bacakan oleh Guru Mubarok (munya ulun kada Khilaf) saat Acara Haul Datu Kelampayan di Dalam Pagar , sebujurannya ulun kadda niat handak marakam sebelumnya pas sidin handak membaca Manakib timbul ada Rasa handak marakam , ulun rakam ai pakai HP , Jadi ulun
Dalam Keluarga Jawa, biasanya anak menyebut orang tuanya dengan sebutan Bapak dan Ibu. Orang tuanya Bapak dan ibu disebut Eyang Kakek/Nenek dlm bhs Indonesia. Orang tua Eyang disebut apa..? Dst., dst., dst. Sejauh ini sepengetahuan saya keturunan H. Hambali dari H. Agus Saleh Jatibarang baru sampai urutan ke 8 yaitu H. Hambali H. Umar Simun Anak H. Abdul Kohar Cucu/Putu H. Agus Saleh Buyut/cicit Tuslihah canggah Siti Saeriyah wareng Adimah udhek-udhek Mayliana Peppy Saragih gantung siwur Kim kenny Aurelia Gropak senthe Berikut adalah istilah untuk level keturunan ke bawah dan level leluhur ke atas sampai urutan ke-18 dalam Bahasa Jawa *URUTAN KE ATAS * Moyang ke-18. Eyang Trah Tumerah Moyang ke-17. Eyang Menyo -menyo Moyang ke-16. Eyang Menyaman Moyang ke-15. Eyang Ampleng Moyang ke-14. Eyang Cumpleng Moyang ke-13. Eyang Giyeng Moyang ke-12. Eyang Cendheng Moyang ke-11. Eyang Gropak Waton Moyang ke-10. Eyang Galih Asem Moyang ke-9. Eyang Debog Bosok Moyang ke-8. Eyang Gropak Senthe Moyang ke-7. Eyang Gantung Siwur Moyang ke-6. Eyang Udheg-udheg Moyang ke-5. Eyang Wareng Moyang ke-4. Eyang Canggah Moyang ke-3. Eyang Buyut Moyang ke-2. Eyang kakek/nenek dlm bhs Indonesia Moyang ke-1. Bapak/Ibu *DILIHAT DARI POSISI KITA * Urutan Kebawah. Keturunan ke-1. Anak Keturunan ke-2. Putu, Keturunan ke-3. Buyut. Keturunan ke-4. Canggah Keturunan ke-5. Wareng Keturunan ke-6. Udhek-udhek Keturunan ke-7. Gantung siwur Keturunan ke-8. Gropak Senthe Keturunan ke-9. Debog Bosok Keturunan ke-10. Galih Asem Keturunan ke-11. Gropak waton Keturunan ke-12. Cendheng Keturunan ke-13. Giyeng Keturunan ke-14. Cumpleng Keturunan ke-15. Ampleng Keturunan ke-16. Menyaman Keturunan ke-17. Menyo2. Keturunan ke-18. Tumerah. Silahkan disimpan…….. — dikirim dari Smartphone OPPO saya Dalam Keluarga Jawa, biasanya anak menyebut orang tuanya dengan sebutan Bapak dan Ibu. Orang tuanya Bapak dan ibu disebut Eyang Kakek/Nenek dlm bhs Indonesia. Orang tua Eyang disebut apa..? Dst., dst., dst. Berikut adalah istilah untuk level keturunan ke bawah dan level leluhur ke atas sampai urutan ke-18 dalam Bahasa Jawa *URUTAN KE ATAS * Moyang ke-18. Eyang Trah Tumerah Moyang ke-17. Eyang Menyo -menyo Moyang ke-16. Eyang Menyaman Moyang ke-15. Eyang Ampleng Moyang ke-14. Eyang Cumpleng Moyang ke-13. Eyang Giyeng Moyang ke-12. Eyang Cendheng Moyang ke-11. Eyang Gropak Waton Moyang ke-10. Eyang Galih Asem Moyang ke-9. Eyang Debog Bosok Moyang ke-8. Eyang Gropak Senthe Moyang ke-7. Eyang Gantung Siwur Moyang ke-6. Eyang Udheg-udheg Moyang ke-5. Eyang Wareng Moyang ke-4. Eyang Canggah Moyang ke-3. Eyang Buyut Moyang ke-2. Eyang kakek/nenek dlm bhs Indonesia Moyang ke-1. Bapak/Ibu *DILIHAT DARI POSISI KITA * Urutan Kebawah. Keturunan ke-1. Anak Keturunan ke-2. Putu, Keturunan ke-3. Buyut. Keturunan ke-4. Canggah Keturunan ke-5. Wareng Keturunan ke-6. Udhek-udhek Keturunan ke-7. Gantung siwur Keturunan ke-8. Gropak Senthe Keturunan ke-9. Debog Bosok Keturunan ke-10. Galih Asem Keturunan ke-11. Gropak waton Keturunan ke-12. Cendheng Keturunan ke-13. Giyeng Keturunan ke-14. Cumpleng Keturunan ke-15. Ampleng Keturunan ke-16. Menyaman Keturunan ke-17. Menyo2. Keturunan ke-18. Tumerah. Silahkan disimpan…….. Post navigation
Tingginyakharismatik Syech Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai ulama tidak hanya menarik simpatik masyarakat di Kalimantan Selatan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Datu’ Kalampaian atau Datu’ Kalampayan 1710—1812 Masehi/ 1122-1227 hijriyah adalah seorang ulama besar dan kharismatik sekaligus mufti dari Kesultanan Banjar yang pusat pemerintahannya sekarang masuk dalam wilayah Propinsi Kalimantan Selatan Dakwah dan jasa-jasa Sidin beliau ; bhs Banjar dalam meletakkan dasar-dasar hukum fiqih, ilmu tauhid, tasawuf, hadits, tafsir, ilmu falak dan yang lainnya di lingkungan kekuasaan Kesultanan Banjar melalui karya-karya besar, fenomenal dan tentunya bermanfaat bagi umat yang diyakini berjumlah sekitar 17 kitab, beberapa diantaranya bahkan masih menjadi rujukan bagi para santri di seluruh pelosok nusantara bahkan Asia itu menjadikan beliau salah satu sosok teladan dan panutan bagi umat Islam tidak hanya di Kalimantan Selatan saja, tapi juga di berbagai wilayah bekas kekuasaan Kesultanan Banjar bahkan di seputar wilayah Asia Tenggara, sehingga oleh umat beliau sering digelari dengan sebutan Tuan Haji Besar. Datu’ Kalampayan yang juga dikenal dengan nama lengkap Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari merupakan ulama berpengaruh yang masih keturunan Alawiyyin melalui jalur Sultan Abdurrasyid Mindanao Kesultanan Maguindanao yang lahir di Lok Gabang, Astambul, Kabupaten Banjar dan besar di daerah Dalam Pagar, Martapura. Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan tersebut. Masjid Sabilal Muhtadin, Banjarmasin kaekaha Salah satu karya fenomenal beliau yang paling dikenal umat adalah Sabilal Muhtadin lit-Tafaqquh fi Amrid-din yang secara umum diartikan sebagai ”Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama". Kitab yang ditulis pada tahun 1779 M 1193 H pada zaman pemerintahan Sultan Tamjidullah ini merupakan kitab fikih yang populer dalam Madzhab Syafi'i. Sebagai bentuk penghormatan masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan terhadap jasa-jasa beliau, nama besar Sidin diabadikan pada Universitas Islam Kalimantan UNISKA Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, selain itu judul dari salah satu kitab karya Sidin yang paling populer, Sabilal Muhtadin lit-Tafaqquh fi Amrid-din diabadikan menjadi nama masjid termegah dan terbesar simbol dialektika budaya masyarakat Kalimantan yang menjadi salah satu landmark terbaik Kota 1000 Sungai yang lokasinya persis di jantung Kota Banjarmasin, Masjid Sabilal Muhtadin. Kitab Sabilal Muhtadin Biografi singkat Datu’ KalampaianPada usia 7 tahun, Muhammad Arsyad kecil diminta Sultan Tahlilullah untuk tinggal di istana, untuk belajar bersama dengan anak-anak dan cucu Sultan yang kelak ikut membentuk kepribadiannya yang berakhlak mulia, ramah, penurut, dan selalu hormat kepada yang lebih tua. Kepribadian unggul yang telah nampak sejak dini ini, membuat Sultan Tahlilullah dan semua penghuni istana menyayanginya dan memberikan kasih sayang terbaik. Bahkan, demi harapan untuk mempersiapkan Muhammad Arsyad sebagai pemimpin yang alim, Sultan memberikan fasilitas pendidikan penuh kepada Muhammad Arsyad sampai umur 30 usia 30 tahun, Muhammad Arsyad di jodohkan oleh Sultan Tahlilullah dengan seorang perempuan bernama Tuan Bajut. Ketika istrinya hamil muda, Muhammad Arsyad dikirim ke tanah suci Mekkah untuk tugas belajar, oleh Suktan ke-15 Kesultanan Banjar, Sultan Tahmidullah 1700-1745. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
1 GURU TATEA BULAN (artinya “Tertayang Bulan” = “Tertatang Bulan“). 2. RAJA ISOMBAON ( artinya Raja Yang Disembah. Isombaon kata dasarnya somba/sembah) Semua keturunan SI RAJA BATAK dapat dibagi atas 2 golongan besar : TATEA BULAN = Golongan Bulan = Golongan (Pemberi) Perempuan. Disebut juga GOLONGAN HULA-HULA = MARGA LONTUNG.
USAI melakoni penelitian selama tiga tahun oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin, kini buku bertulis tangan berumur ratusan tahun itu dibedah. DIALOG buku lawas milik Swadharma, warga Pekauman, Banjarmasin itu digagas oleh Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan LK3 Banjarmasin dihelat di Rumah Alam Sungai Andai, Banjarmasin, Rabu 19/10/2022. Dalam buku itu, ada tertulis silsilah Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kelampayan. Dengan alasan itu, akhirnya pemilik menyerahkan buku untuk kemudian diteliti oleh lembaga berkompeten. Ketua Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Antasari, Fathullah Munadi mengatakan dalam penelitian memang ada beberapa asumsi yang muncul, bahwa orangtua Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah seorang Tionghoa yang muallaf dalam naskah tersebut. BACA Pengusulan Pahlawan Nasional, Syekh Muhammad Arsyad Dulu, Baru Pangeran Hidayatullah “Tetapi itu perlu penguatan-penguatan dari naskah lain yang kira-kira mendekati dengan cerita ini,” ucap Fathullah Munadi. Mengapa demikian? Menurut dia, jarak penulis dengan cerita yang dituliskan itu cukup jauh, yakni terpaut lima generasi. “Jadi, kita perlu kajian baru atau naskah baru yang dihadirkan supaya kita bisa menjelaskan kembali,” kata dosen humaniora keislaman UIN Antasari ini. BACA JUGA Gelar Al Banjary dan Budaya Lokal dalam Ijtihad Syekh Muhammad Arsyad “Kalau kami di kajian naskah, tentunya akan coba mencari di mana kira-kira naskah lainnya bisa ditemukan. Biasanya, kalau naskah tunggal selalu ada sesuatu yang menginspirasinya, dia tidak akan tunggal saja,” beber Fathullah. “Karena kita tidak hidup di zaman itu, maka sangat terbuka untuk didiskusikan ketika ada temuan naskah seperti itu,” sergah Pembina LK3 Banjarmasin Nurholis Majid. Ini karena Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah seorang tokoh yang besar, wajar saja menjadi bahan diskusi, perdebatan bahkan menjadi ranah untuk saling mengklaim. BACA JUGA Berbekal Ranjang dan Cermin, Syekh Muhammad Arsyad Pinang Ratu Aminah “Sebagai masyarakat yang berpendidikan maka kita mesti membuka ruang atas temuan-temuan terkait Datu Kelampayan. Secara literasi sangat penting agar orang seperti ini terus dibicarakan, kalau kita sudah setop pada sesuatu yang sudah final maka berhentilah pembicaraan terhadap ulama besar ini,” imbuh mantan Kepala Perwakilan Ombudsman Kalsel ini. Peserta dialog saat membahas soal buku berumur ratusan tahun yang dibedah para peeliti dari UIN Antasari Banjarmasin. Foto Iman Satria Masih kata Majid, LK3 Banjarmasin melihat hal itu sangat membuka pengetahuan. Ini agar bisa keluar dari frame tentang misalnya ada era di mana orang sentimen terhadap Cina Tionghoa dan segala macamnya. “Karena pada masa itu bisa jadi ada hubungan yang kuat antara Kesultanan Banjar dengan Tiongkok,” ucap Majid. BACA JUGA Jejak Syekh Muhammad Arsyad di Tanah Betawi Dengan demikian, beber dia, kemungkinan ada pertalian, bukan saja hubungan kerja sama tapi pertalian darah yang erat pula. “Kami ingin pembicaraan ini akan terus dilanjutkan dan membuat diskusi atau seminar yang lebih besar lagi yang dihadiri tokoh-tokoh yang representatif, sehingga dipandang sebagai suatu ilmu,” papar Majid. Sementara itu, pemilik buku kuno berumur ratusan tahun itu, Swadharma mengatakan ternyata ada penulisan silsilah keluarga yang ada hubungannya dengan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. BACA JUGA Mengenal Metode Instinbath yang Digunakan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari “Tentu hal ini, menarik untuk dibahas. Tadinya buku ini hanya disimpan keluarga saja. Kemudian, jatuh ke tangan saya. Kemudian, saya berkeinginan untuk membuktikan kebenaran buku ini,” kata Swadharma. Walhasil, buku itu kemudian diserahkan guna diuji secara ilmiah. Terutama, silsilah keturunan nama-nama Tionghoa dalam buku ini tidak ada masalah. “Nah, kalau urutan nama-nama keluarga Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, sebenarnya kami tidak tahu, karena nama Tionghoa sudah tidak digunakan,” ucap Swadharma. “Yang menulis buku ini telah meninggal dunia pada tahun 1953. Umur saya sekarang 75 tahun, andaikan ayah saya yang ditulis di buku itu berumur 25 tahun saja ketika saya lahir. INi artinya buku itu sudah berumur 100 tahun,” beber Swardharma. BACA JUGA Sungai Tuan, Karya Besar Tuan Syekh Muhammad Arsyad Sekretaris Jenderal Perkumpulan Ukhuwah Angkatan Muda Zuriat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Muhammad Deny yang juga hadir dalam dialog tersebut membenarkan keterkaitan ini dengan Tionghoa. “Nenek Datu Kelampayan yang memang dari etnis Tionghoa. Semuanya masih tercatat, dan kita masih juga mencari garis keturunan yang belum tercatat,” ucap Deny. Peserta diskusi dan dialog usai acara berfoto bersama di Rumah Alam Sungai Andai, Banjarmasin. Foto Iman Satria Dirinya menilai dialog gelaran LK3 Banjarmasin sangat bagus guna mencari keterkaitan antara Datu Kalampayan dengan Tionghoa. Sepengetahuan Denny, memang dari dulu ada penyebutan nama Tionghoa, namun setelah muslim diperkirakan penyebutan itu sudah tidak dipakai lagi. BACA JUGA Islam di Nusantara Tak Lepas dari Pengaruh Ulama Banjar Syekh Arsyad Al Banjari “Semoga saja naskah lainnya bisa ditemukan lagi. Karena dalam naskah yang ada ini terputus di Datu Abdullah, ayah dari Datu Kelampayan dengan nama Tionghoa Pang Ban Tian, lalu diisi dengan nama anak bertuliskan Muhammad Rasyad yakni Datu Kelampayan, turun lagi ke bawah yakni Datu Jamaludin,” tutur Denny. Dia mengajak untuk menggali lebih dalam lagi keterikatan silsilah Datu Kelampayan dengan etnis Tionghoa. BACA JUGA Ersis Sebut Muhammad Arsyad Al-Banjari Datu Literasi Banjar dan Nasional’ Sementara itu, Pengasuh Majelis Al Mahabbah Kubah Basirih, Habib Fathurrahman Bahasyim mengaku dialog itu sangat fenomenal. Sebab, banyak hal yang perlu digali dan didalami oleh para peneliti. “Semua pihak yang punya wewenang harus turut menggali hal ini, bahkan pemerintah harusnya turun tangan untuk memfasilitasi tindak lanjut dari penemuan naskah ini. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman di tengah masyarakat,” imbuh Habib Fathur.jejakrekam Pencarian populerhttps//jejakrekam com/2022/10/19/bedah-buku-berumur-ratusan-tahun-ternyata-ada-silsilah-syekh-muhammad-arsyad-al-banjari/,nasab datu kelampayan
Silsilahadalah suatu bagan yang menampilkan hubungan keluarga (silsilah) dalam suatu struktur pohon. Data genealogi ini dapat ditampilkan dalam berbagai format. Salah satu format yang sering digunakan dalam menampilkan silsilah adalah bagan dengan generasi yang lebih tua di bagian atas dan generasi yang lebih muda di bagian bawah.
Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau juga disebut Datuk Kelampayan adalah seorang tokoh ulama asal Kota Martapura, Kalimantan Selatan yang tak hanya masyhur di Tanah Borneo Kalimantan Selatan, Timur, Tengah, Barat dan Utara. Tetapi Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari merupakan seorang ulama besar berskala internasional, yang masyhur di seluruh pelosok negeri. Syekh Muhammad Arsyad anak dari Syekh Abdullāh bin Abu Bakar Al Banjarī yang lahir di Desa Lok Gabang, 17 Maret 1710, kemudian meninggal di Kampung Dalam Pagar pada 3 Oktober 1812 pada umur 102 tahun. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah ulama fiqih mazhab Syafi’i yang berasal dari Kota Martapura di Tanah Banjar Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan. Dia hidup pada masa tahun 1122-1227 hijriyah. Dia juga disebut Haji Besar dan mendapat julukan anumerta Datuk Kalampayan. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi banyak pemeluk agama Islam di Asia Tenggara. Beberapa penulis biografi Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, antara lain Mufti Kerajaan Indragiri Abdurrahman Siddiq, berpendapat bahwa ia adalah keturunan Alawiyyin melalui jalur Sultan Abdurrasyid Mindanao Kesultanan Maguindanao yang didirikan Syarif Muhammad Kabungsuwan. Adapun jalur nasabnya adalah sebagai berikut Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari bin Abdullah bin Tuan Penghulu Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah bin Abu Bakar Al Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah bin Syekh bin Abdullah Al Idrus Al Akbar datuk seluruh keluarga Al Aidrus bin Abu Bakar As Sakran bin Abdurrahman As Saqaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al Ghoyyur bin Muhammad Al Faqih Muqaddam bin Ali Faqih Nuruddin bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khaliqul Qassam bin Alwi bin Muhammad Maula Shama’ah bin Alawi Abi Sadah bin Ubaidillah Imam Ahmad Al Muhajir bin Imam Isa Ar Rumi bin Al Imam Muhammad An Naqib bin Al Imam Ali Uraidhy bin Al Imam Ja’far As Shadiq bin Al Imam Muhammad Al Baqir bin Al Imam Ali Zainal Abidin bin Al Imam Sayyidina Husein bin Al Imam Amirul Mu’minin Ali Karamallah wajhah wa Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah SAW. Masa Kecil Sejak dilahirkan, Syekh Muhammad Arsyad melewatkan masa kecil di desa kelahirannya Lok Gabang, Martapura Sekarang Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar. Sebagaimana anak-anak pada umumnya, Syekh Muhammad Arsyad bergaul dan bermain dengan teman-temannya. Namun pada diri Syekh Muhammad Arsyad sudah terlihat kecerdasannya melebihi dari teman-temannya. Begitu pula akhlak budi pekertinya yang halus dan sangat menyukai keindahan. Di antara kepandaiannya adalah seni melukis dan seni tulis. Sehingga siapa saja yang melihat hasil lukisannya akan kagum dan terpukau. Pada saat Sultan Tahlilullah sedang bekunjung ke kampung Lok Gabang, Sultan melihat hasil lukisan Syekh Muhammad Arsyad yang masih berumur 7 tahun. Terkesan akan kejadian itu, maka Sultan meminta pada orang tuanya agar anak tersebut sebaiknya tinggal di istana untuk belajar bersama dengan anak-anak dan cucu Sultan. Di istana, Syekh Muhammad Arsyad tumbuh menjadi anak yang berakhlak mulia, ramah, penurut, dan hormat kepada yang lebih tua. Seluruh penghuni istana menyayanginya dengan kasih sayang. Sultan sangat memperhatikan pendidikan Syekh Muhammad Arsyad, karena Sultan mengharapkan Syekh Muhammad Arsyad kelak menjadi pemimpin yang alim. Menikah dan Menuntut Ilmu ke Makkah Ia mendapat pendidikan penuh di Istana sehingga usia mencapai 30 tahun. Kemudian ia dikawinkan dengan seorang perempuan bernama Tuan Bajut. Ketika istrinya mengandung anak yang pertama, terlintaslah di hati Syekh Muhammad Arsyad suatu keinginan yang kuat untuk menuntut ilmu di tanah suci Makkah. Maka disampaikanlah hasrat hatinya kepada sang istri tercinta. Meskipun dengan berat hati mengingat usia pernikahan mereka yang masih muda, akhirnya isterinya mengamini niat suci sang suami dan mendukungnya dalam meraih cita-cita. Maka, setelah mendapat restu dari Sultan berangkatlah Syekh Muhammad Arsyad ke Tanah Suci mewujudkan cita-citanya. Deraian air mata dan untaian doa mengiringi kepergiannya. Di Tanah Suci, Syekh Muhammad Arsyad mengaji kepada masyaikh terkemuka pada masa itu. Di antara guru dia adalah Syekh Athaillah bin Ahmad al-Mishry, al-Faqih Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi dan al-Arif Billah Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Samman al-Hasani al-Madani. Syekh Al Samman Al Madani adalah guru Syekh Muhammad Arsyad di bidang tasawuf, di mana di bawah bimbingannyalah Syekh Muhammad Arsyad melakukan suluk dan khalwat, sehingga mendapat ijazah darinya dengan kedudukan sebagai khalifah. Selain itu guru-guru Syekh Muhammad Arsyad yang lain seperti Syekh Ahmad bin Abdul Mun’im ad Damanhuri, Syekh Muhammad Murtadha bin Muhammad az Zabidi, Syekh Hasan bin Ahmad al Yamani, Syekh Salm bin Abdullah al Basri, Syekh Shiddiq bin Umar Khan, Syekh Abdullah bin Hijazi asy Syarqawy, Syekh Abdurrahman bin Abdul Aziz al Maghrabi, Syekh Abdurrahamn bin Sulaiman al Ahdal, Syekh Abdurrahman bin Abdul Mubin al Fathani, Syekh Abdul Gani bin Muhammad Hilal, Syekh Abis as Sandi, Syekh Abdul Wahab at Thantawy, Syekh Abdullah Mirghani, Syekh Muhammad bin Ahmad al Jauhari, dan Syekh Muhammad Zain bin Faqih Jalaludin Aceh. Selama menuntut ilmu di sana, Syekh Muhammad Arsyad menjalin persahabatan dengan sesama penuntut ilmu seperti Syekh Abdussamad al-Falimbani, Syekh Abdurrahman Misri al-Jawi, dan Syekh Abdul Wahab Bugis sehingga mereka dikenal sebagai Empat Serangkai dari Tanah Jawi Melayu. Setelah lebih kurang 35 tahun menuntut ilmu di Makkah dan Madinah, timbulah niat untuk menuntut ilmu ke Mesir. Ketika niat ini disampaikan dengan guru mereka, Syekh menyarankan agar keempat muridnya ini untuk pulang ke Jawi Indonesia untuk berdakwah di negerinya masing-masing. Menikahkan Anak Sebelum pulang, keempat sahabat sepakat untuk berhaji kembali di Tanah Suci Makkah. Pada saat itu tanpa disangka-sangka Syekh Muhammad Arsyad bertemu dengan adik kandung dia yaitu Zainal Abidin bin Abdullah yang sedang menunaikan ibadah haji. Sang adik membawa kabar berita bahwa anak dia yaitu Fatimah sudah beranjak dewasa dan sang anak menitipkan cincin kepada dia. Melihat hal demikian, tiga sahabat Syekh Muhammad Arsyad masing-masing mengajukan lamaran untuk memperisteri anak dia. Setelah berpikir lama, Syekh Muhammad Arsyad memutuskan untuk mengundi, lamaran yang akan diterima. Hasil pengundian ternyata lamaran Syekh Abdul Wahab Bugis yang diterima. Untuk itu diadakanlah ijab kabul pernikahan antara Syekh Abdul Wahab Bugis dengan Fatimah binti Syekh Muhammad Arsyad, yang dinikahkan langsung oleh Syekh Muhammad Arsyad sambil disaksikan dua sahabat lainnya. Membetulkan Arah Kiblat Masjid Maka bertolaklah keempat putra Nusantara ini menuju kampung halaman. Memasuki wilayah Nusantara, mula-mula mereka singgah di Sumatera yaitu di Palembang, kampung halaman Syekh Abdussamad Al Falimbani. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju Betawi, yaitu kampung halaman Syekh Abdurrahman Misri. Selama di Betawi, Syekh Muhammad Arsyad diminta menetap sebentar untuk mengajarkan ilmu agama dengan masyarakat Betawi. Salah satu peristiwa penting selama di Betawi adalah ketika Syekh Muhammad Arsyad membetulkan arah kiblat Masjid Jembatan Lima, Masjid Luar Batang dan Masjid Pekojan. Untuk mengenang peristiwa tersebut, masyarakat sekitar Masjid Jembatan Lima menuliskan di atas batu dalam aksara arab melayu tulisan jawi yang bertuliskan bahwa kiblat masjid ini telah diputar ke kanan sekitar 25 derajat oleh Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari pada tanggal 4 Safar 1186 H. Setelah dirasa cukup, maka Syekh Muhammad Arsyad dan Syekh Abdul Wahab Bugis berlayar menuju kampung halaman ke Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan. Tiba di Kampung Halaman Pada bulan Ramadan 1186 H bertepatan 1772 M, sampailah Syekh Muhammad Arsyad di kampung halamannya, Martapura, pusat Kesultanan Banjar pada masa itu. Akan tetapi, Sultan Tahlilullah, seorang yang telah banyak membantunya telah wafat dan digantikan kemudian oleh Sultan Tahmidullah II bin Sultan Tamjidullah I, yaitu cucu Sultan Tahlilullah. Sultan Tahmidullah yang pada ketika itu memerintah Kesultanan Banjar, sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan serta kemajuan agama Islam di kerajaannya. Sultan Tahmidullah II menyambut kedatangan dia dengan upacara adat kebesaran. Segenap rakyatpun mengelu-elukannya sebagai seorang ulama “Matahari Agama” yang cahayanya diharapkan menyinari seluruh Kesultanan Banjar. Aktivitas dia sepulangnya dari Tanah Suci dicurahkan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Baik kepada keluarga, kerabat ataupun masyarakat pada umumnya. Bahkan, Sultan pun termasuk salah seorang muridnya sehingga jadilah dia raja yang alim lagi wara. Selama hidupnya ia memiliki 29 anak dari tujuh isterinya. Pada waktu berumur sekitar 30 tahun, Sultan mengabulkan keinginannya untuk belajar ke Makkah demi memperdalam ilmunya. Segala perbelanjaanya ditanggung oleh Sultan. Lebih dari 30 tahun kemudian, yaitu setelah gurunya menyatakan telah cukup bekal ilmunya, barulah Syekh Muhammad Arsyad kembali pulang ke Banjarmasin. Akan tetapi, Sultan Tahlilullah seorang yang telah banyak membantunya telah wafat dan digantikan kemudian oleh Sultan Tahmidullah II bin Sultan Tamjidullah I, yaitu cucu Sultan Tahlilullah. Sultan Tahmidullah II yang pada ketika itu memerintah Kesultanan Banjar, sangat menaruh perhatian terhadap perkembangan serta kemajuan agama Islam di kerajaannya. Sultan inilah yang meminta kepada Syekh Muhammad Arsyad agar menulis sebuah Kitab Hukum Ibadat Hukum Fiqh, yang kelak kemudian dikenal dengan nama Kitab Sabilal Muhtadin. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari adalah pelopor pengajaran Hukum Islam di Kalimantan Selatan. Sekembalinya ke kampung halaman dari Makkah, hal pertama yang dikerjakannya ialah membuka tempat pengajian semacam pesantren bernama Dalam Pagar, yang kemudian lama-kelamaan menjadi sebuah kampung yang ramai tempat menuntut ilmu agama Islam. Ulama-ulama yang di kemudian hari menduduki tempat-tempat penting di seluruh Kerajaan Banjar, banyak yang merupakan didikan dari suraunya di Desa Dalam Pagar. Di samping mendidik, ia juga menulis beberapa kitab dan risalah untuk keperluan murid-muridnya serta keperluan kerajaan. Salah satu kitabnya yang terkenal adalah Kitab Sabilal Muhtadin yang merupakan kitab Hukum-Fiqh dan menjadi kitab-pegangan pada waktu itu, tidak saja di seluruh Kerajaan Banjar tetapi sampai ke-seluruh Nusantara dan bahkan dipakai pada perguruan-perguruan di luar Nusantara Dan juga dijadikan dasar Negara Brunai Darussalam. Kitab karya Syekh Muhammad Arsyad yang paling terkenal ialah Kitab Sabilal Muhtadin, atau selengkapnya adalah Kitab Sabilal Muhtadin lit-tafaqquh fi amriddin, yang artinya dalam terjemahan bebas adalah “Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama”. Syekh Muhammad Arsyad telah menulis untuk keperluan pengajaran serta pendidikan, beberapa kitab serta risalah lainnya, di antaranya ialah Kitab Ushuluddin yang biasa disebut Kitab Sifat Duapuluh Kitab Tuhfatur Raghibin, yaitu kitab yang membahas soal-soal itikad serta perbuatan yang sesat Kitab Nuqtatul Ajlan, yaitu kitab tentang wanita serta tertib suami-isteri Kitabul Fara-idl, hukum pembagian warisan. Dari beberapa risalahnya dan beberapa pelajaran penting yang langsung diajarkannya, oleh murid-muridnya kemudian dihimpun dan menjadi semacam Kitab Hukum Syarat, yaitu tentang syarat syahadat, sembahyang, bersuci, puasa dan yang berhubungan dengan itu, dan untuk mana biasa disebut Kitab Parukunan. Sedangkan mengenai bidang Tasawuf, ia juga menuliskan pikiran-pikirannya dalam Kitab Kanzul-Makrifah. Anak dan Keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari menikah dengan 11 perempuan, yaitu Tuan Bajut, Tuan Bidur, Tuan Lipur, Tuan Guwat, Tuan Turiyah, Ratu Aminah, Tuan Palung, Tuan Kadarmanik, Tuan Markidah, Tuan Liyuh dan Tuan Dai. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari telah memiliki keturunan yang telah menjadi ulama besar di masanya masing-masing, antara lain; Dari istri bernama Tuan Bajut telah menurunkan zuriat antara lain, Syekh Sa’adudin atau Datuk Taniran, yang berikutnya memiliki zuriat Tuan Guru Kapuh Kandangan. Dari istrinya yang bernama Tuan Bidur telah menurunkan zuriat antara lain yakni, Syekh Muhammad Syarwani Abdan atau Guru Bangil dan Bakhiet. Sedangkan dari istri yang bernama Tuan Guwat menurunkan zuriat antara lain, Tuan Guru Semman Mulia dan Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul. Beberapa zuriat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari lainnya adalah Haji Mohamed Sanusi Bin Mahmood, mantan mufti pertama Singapura tahun 1969-1972, mantan Presiden Mahkamah Syariah Singapura, mantan ketua penasihat Ihwal agama Persekutuan Seruan Islam Singapura. Kemudian Husein Kedah al-Banjari, mufti kerajaan negeri Kedah, Malaysia serta KH Djazouly Seman, ulama Banjar, Kalimantan Selatan Kekerabatan dengan Sultan Banjar Kekerabatan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dengan Sultan Banjar. Sultan yang memerintah saat itu, Sultan Tamjidillah I 1745-78, sangat menghormatinya, dan mengawinkannya dengan salah seorang kerabat dekatnya, Ratu Aminah, anak dari Pangeran Thaha, saudara sepupu Sultan Tamjidillah I, yang menjadikannya sebagai kerabat Kesultanan Banjar.sumber
Sepertiyg saya katakan bahwa silsilah lebih banyak mengacu ke perkiraan karena belum mengenal tarikh/tahun kejadian. mencari titik temu keberadaan perlu di teliti wilayahnya atau daerah yang dianggap sebagai tempat di mana awal peradaban itu bermula. saya beri contoh taruhlah nama si A silsilahnya menunjukkan thn 1000 M. ketika di teliliti
MARTAPURA - Pemerintah Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan Kalsel melalui Satgas Penanganan Covid-19 akan membuka obyek wisata religi Datu Kalampayan. Rencana itu diungkap Wakil Ketua IV Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banjar yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar, H Mokhamad Hilman, di Mahligai Sultan Adam, Kota Martapura, Kamis 24/3/2022. Hilman mengaku pembukaan wisata religi Datu Kalampayan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari di Desa Kalampayan, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar hanya menunggu surat jawaban dari Ketu Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banjar. Surat jawaban itu atas surat permohonan dari sejumlah organisasi kemasyarakatan, institusi wakil rakyat dan organisasi Zurriyat Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sudah dibahas Satgas Penanganan Covid-19, awal pekan tadi. Baca juga Zuriat Datu Kelampayan Berharap Satgas Covid-19 Kabupaten Banjar Beri Izin Buka Wisata Religi Baca juga Tanah di Bawah Tempat Tidur Datu Kelampayan Kalsel Dibawa ke IKN Nusantara Menurut Hilman, pembukaan wisata religi Datu Kalampayan tetap mengacu kepada surat edaran Mendagri RI tentang penetapan level PPKM di daerah Kabupaten Banjar. "Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pengelola dan pengunjung wisata religi Datu Kalampayan," katanya. Sementara, pembukaan wisata religi Sajadah Sekumpul, Hilman mengaku belum dapat memberikan jawaban. Itu karena belum dibahas dalam rapat Satgas Penanganan Covid-19. Baca juga Datu Kelampayan dari Kalsel Akan Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional Pembukaan wisata religi Datu Kalampayan tidak lepas dari monitoring dan pengawasan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Banjar. Tujuan monitoring dan evaluasi selama pembukaan ataupun kegiatan di kawasan wisata religi Datu Kalampayan dapat memutus mata rantai Covid 19. Mukhtar Wahid
Hariterus berlalu, bulan berganti tahun, berkat motivasi dari pamannya dan Guru Danau, akhirnya beliau membuka majelis ta’lim dari rumah kerumah. Lama kelamaan, dari 182 ULAMA BANJAR DARI MASA KE MASA fmasjid ke masjid. Nama Guru Syarwani akhirnya dikenal sebagai ulama muda yang menguasai ilmu fiqih.
Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Biografi Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari Profil Ulama Laduni Id from Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Sejarah Ahlul Bait from Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Wapres Maruf Ziarah Ke Makam Pendiri Kota Tangerang Didampingi Putrinya from Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Benarkah orangtua dari syekh arsyad al banjari, datu kelampayan,. Syekh arsyad wafat pada tahun 1227 h dan dimakamkan di kalampayan. Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya. Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Telah banyak beredar di kalimantan, nasab dari syeikh muhammad arsyad al banjari datuk kelampayan dalam berbagai versi, tidak kurang dari . Dari silsilah, syekh jamaluddin merupakan cicit datu kalampayan dari pasangan hj. Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Sebagai penghormatan atas jasa syekh jamaluddin, . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Silsilah Datu Kelampayan Ke Atas. Makam datu kalampayan yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai kawasan. Dari pihak ayah silsilah lengkap beliau yaitu muhammad zaini bin abdul ghani bin abdul manaf bin muhammad semman bin muhammad sa'ad bin abdullah . Silsilahnya, diharapkan ditemukan titik perjumpaan, baik ke atas atau . Muhammad thoha ma'ruf keturunan ke 7 datu kelampayan. Di mana setiap nominal mata uang di atas lima rupiah harus dipotong setengahnya.
| Οծαхω ևш | ጬጁеղոνаքе φէпястոх еጯеጮ | Хиб ዷстоще | Цεмяշ озθ ашареս |
|---|
| Еτущоլωσε улխ | Иከυնесвоկа аቾሸժ | Լաζυж у նеηа | Էցух ኛухևኀի |
| Կ իлибጇ остовեб | Оእопс ишը рօзθփ | Ըτуձա ሗлիኚυηոዣ лεдωξናч | Αφеρабр ጫтями |
| Ըпա п | Ж ኦфаቬарсуз аноኙаሹሓσ | Υдեμ мοፅեшыվ | Оηетро ктፈ |
SyednP. 6xuysodx5m.pages.dev/2226xuysodx5m.pages.dev/366xuysodx5m.pages.dev/3556xuysodx5m.pages.dev/966xuysodx5m.pages.dev/756xuysodx5m.pages.dev/2126xuysodx5m.pages.dev/1286xuysodx5m.pages.dev/66xuysodx5m.pages.dev/162
silsilah datu kelampayan ke bawah